Kamis, 09 Mei 2013

BLACKNOTE Alasan Pengunduran Diri Paus dari Tahta Vatikan Mengungkap Skandal dan Intrik dalam Gereja Vatikan (Skandal Seks,Pelecehan,Pemerasan hingga Pembunuhan)




Alasan Pengunduran Diri Paus dari Tahta Vatikan
Mengungkap Skandal dan Intrik dalam Gereja Vatikan (Skandal Seks,Pelecehan,Pemerasan hingga Pembunuhan) 


Teka-teki pengunduran diri pria yang sudah 8 tahun menjadi Paus itu dijawab oleh La Repubblica pada Kamis (14/2/2013)Koran harian Italia ini mengungkapkan alasan lain yang sangat kontroversial, yaitu kasus skandal seksual yang di gereja Katolik.
Diungkap blak-blakan bahwa paus bernama asli Joseph Aloisius Ratzinger itu mengundurkan diri setelah tim investigasi internal melaporkan adanya praktik skandal di Vatikan yang disebut-sebut sebagai “VatiLeaks.”
Vatileaks terungkap pada Januari 2012 ketika serangkaian dokumen internal bocor ke media Italia. Setelah kejadian tersebut, Wartawan Italia, Gianluigi Nuzzi memicu perhatian publik dengan sebuah buku berjudul “His Holiness: Pope’s Benedicts XVI’s Private Papers,” yang ludes terjual dalam semalam. Buku ini membongkar intrik dan skandal di Vatikan, dengan dukungan bukti-bukti dokumen dan surat-surat rahasia yang ditujukan dan juga berasal dari Paus serta sekretaris pribadinya. Salah satunya menyebutkan bahwa orang-orang Katolik tajir dengan mudah bisa berbicara empat mata dengan Paus Benediktus jika membayar sekitar Rp 124 juta kepada Bertone.
Buku ini membuat Georg Gaenswein, sekretaris pribadi Paus Benediktus, yakin Gabriele adalah pencuri dokumen rahasia itu. Sebab hanya dia dan Gabriele yang boleh masuk ke ruang pribadi Paus. Pada Mei 2012, otoritas Vatikan menangkap Paolo Gabriele, pelayan Paus karena dicurigai berada di balik kebocoran dokumen tersebut. Dia terancam 18 bulan penjara, namun kemudian dia diampuni.

Pada Juni 2012, muncul berita di media Italia yang menghubungkan Vatikan dengan kepala mafia Sisilia. Laporan tersebut muncul setelah Kepala Bank Vatikan, Ettore Gotti Tedeschi dipecat di tengah klaim perebutan kekuasaan dan korupsi di Vatikan. Dia diduga melakukan pencucian uang untuk mafia.
Sejak mencuatnya dugaan VatiLeaks tahun lalu, Paus membentuk tim investigasi yang terdiri dari tiga kardinal yakni Kardinal Spanyol Julián Herranz, Kardinal Slovakia Jozef Tomko serta Kardinal Salvatore De Giorgi, bekas Uskup Agung Palermo. Mereka diminta menyelidiki sejumlah tuduhan seperti penyelewengan keuangan, kronisme, dan korupsi di Vatikan.

Pada 17 Desember lalu, tiga kardinal menyerahkan dua bundel berkas kepada Benediktus. Hasil penyelidikan yang dituangkan dalam berkas setebal masing-masing 300 halaman itu mengungkap sejumlah peta kejahatan di dalam tubuh Vatikan yang melanggar Sepuluh Perintah Allah (the Ten Commandments), terutama nomor enam mengenai perzinahan dan nomor tujuh tentang pencurian.

“Pada hari itulah, dengan berkas-berkas di mejanya, Benediktus XVI mengambil keputusan yang telah begitu lama dia renungkan,” tulis La Repubblica.
Menurut penuturan seorang sumber yang dekat dengan ketiga kardinal, tim penyidik telah menemukan sebuah jaringan gay bawah tanah yang anggotanya merupakan sejumlah pejabat Vatikan dan warga non-Vatikan. Kegiatan mereka berlangsung di beberapa tempat di Roma dan Vatikan. Akibatnya, para pelaku menjadi rentan terhadap pemerasan.

Laporan ihwal jaring homoseksual dalam tubuh Tahta Suci Vatikan bukanlah yang pertama ditulis La Repubblica. Pada 2010, harian ini melaporkan seorang anggota paduan suara Vatikan dipaksa mundur karena menyewa pelacur pria. Beberapa bulan kemudian, sebuah majalah mingguan Italia merekam seorang pastur yang mengunjungi klub gay dan berhubungan seksual dengan sesama jenis.
Pada 2011 lalu, korban pelecehan seksual menuduh Paus dan beberapa pejabat Takhta Suci Vatikan lainnya telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, para pemimpin gereja Katolik juga dituduh telah memelihara praktik pelecehan seksual, namun merahasiakan hal itu.
Awal Ferbuari lalu, seorang pejabat tinggi Vatikan, Kardinal William Levada, terbukti terlibat dalam merahasiakan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Nampaknya, berita koran lokal Italia itu ada benarnya. Selang dua hari setelah mengumumkan pengunduran dirinya, Paus mengeluarkan komentar soal maraknya kasus kejahatan seksual di lingkungan Katolik. Saat memimpin misa terakhirnya di Vatikan, Rabu (13/2/2013), Paus mendesak umat Kristen  agar mengakhiri kemunafikan religius di gereja Katolik.
Mundurnya Paus Benediktus XVI ini mengingatkan dengan para paus pendahulunya yang meletakkan jabatannya karena skandal seksual. Dalam daftar Paus yang mencoreng nama gereja Katolik, tercatat nama Paus Benediktus IX yang bernama asli Theophylactus dari Tusculum. Ia mengundurkan diri pada usia 30 tahun. Di bawah kepemimpinannya kepausan diselimuti berbagai  kasus skandal gereja seperti pemerkosaan, pembunuhan, dan lainnya.

Dalam buku Dark History of the Popes: Vice Murder and Corruption in the Vatican (Sejarah Gelap Para Paus: Kejahatan, Pembunuhan, dan Korupsi di Vatikan)halaman 9, Brenda Ralph Lewis menyebut Benediktus IX sebagai rohaniawan iblis. Tanpa tedeng aling-aling ia menjulukinya sebagai “salah satu paus abad kesebelas yang paling hebat berskandal, yang dideskripsikan sebagai seorang yang keji, curang, buruk dan digambarkan sebagai ‘iblis dari neraka yang menyamar sebagai pendeta.”
Nama lainnya yang juga mundur karena skandal adalah Paus Gregory VIPaus yang bernama asli Johannes Gratianus ini hanya menjabat selama tujuh bulan karena dipaksa mundur oleh sejumlah Uskup terkait munculnya skandal suap.

Paus yang tak kalah mesumnya adalah Paus Sylvester III. Paus ini paling singkat memimpin jabatan kepausan, hanya 22 hari pada 1045. Kepemimpinannya dihentikan karena kasus pelecehan dan pembunuhan. Dia diasingkan dan meninggal dalam pengasingan. Dia pun termasuk dalam daftar Paus mencoreng nama gereja di masanya. Banyak kekacauan timbul dengan latar belakang agama sebab dia. [a.ahmad hizbullah mag/si]

http://www.voa-islam.com/counter/christology/2013/03/03/23464/paus-benediktus-mundur-bukan-karena-masuk-islam-tapi-skandal-seksual/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar